PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PARAGRAF DEDUKTIF

     Paragraf deduktif adalah suatu Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal Paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-bukti dan lain-lain. Karena Paragraf deduktif dikembangkan dari suatu pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.

Contoh paragraf Deduktif :

Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut diseabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir, Ketidak tegasan aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas.

PARAGRAF INDUKTIF

Kalimat utama Paragraf induktif terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun  bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.


Contoh paragraf Induktif :

Merokok bisa menyebabkan gangguan pernafasan, seperti bronkitis, asma, dan lainnya. Hal ini dikarenakan asap yang masuk ke dalam tubuh sangatlah berbahaya. Selain menyebabkan gangguan pada pernafasan, merokok juga bisa menyebabkan kanker paru – paru. Kandungan tar yang ada pada rokok akan memicu sel – sel kanker pada paru – paru untuk berkembang. Terlebih lagi, merokok juga bisa menyebabkan kecanduan.  Nikotin yang ada pada rokok akan mempengaruhi otak untuk terus mengkonsumsi rokok, sehingga membuat perokok susah untuk menghentikannya. Oleh karena itu, merokok sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia.
 

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PARAGRAF DEDUKTIF

     Paragraf deduktif adalah suatu Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal Paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-bukti dan lain-lain. Karena Paragraf deduktif dikembangkan dari suatu pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.

Contoh paragraf Deduktif :

Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut diseabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir, Ketidak tegasan aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas.

PARAGRAF INDUKTIF

Kalimat utama Paragraf induktif terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun  bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.


Contoh paragraf Induktif :

Merokok bisa menyebabkan gangguan pernafasan, seperti bronkitis, asma, dan lainnya. Hal ini dikarenakan asap yang masuk ke dalam tubuh sangatlah berbahaya. Selain menyebabkan gangguan pada pernafasan, merokok juga bisa menyebabkan kanker paru – paru. Kandungan tar yang ada pada rokok akan memicu sel – sel kanker pada paru – paru untuk berkembang. Terlebih lagi, merokok juga bisa menyebabkan kecanduan.  Nikotin yang ada pada rokok akan mempengaruhi otak untuk terus mengkonsumsi rokok, sehingga membuat perokok susah untuk menghentikannya. Oleh karena itu, merokok sangatlah berbahaya bagi kesehatan manusia.
 

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PARAGRAF DEDUKTIF

     Paragraf deduktif adalah suatu Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal Paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-bukti dan lain-lain. Karena Paragraf deduktif dikembangkan dari suatu pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.

Contoh paragraf Deduktif :

Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut diseabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir, Ketidak tegasan aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas.

PARAGRAF INDUKTIF

Kalimat utama Paragraf induktif terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun  bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.


Contoh paragraf Induktif :


 

PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

PARAGRAF DEDUKTIF

      Paragraf Deduktif merupakan paragraf yang dimulai dengan menyatakan masalah-masalah yang bersifat umum atau luas, setelah itu diperoleh suatu simpulan yang bersifat khusus. Pola paragraf ini adalah umum-khusus.

Contoh paragraf Deduktif :

Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut diseabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir, Ketidak tegasna aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas


PARAGRAF INDUKTIF


Kalimat utama Paragraf induktif terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun  bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.


 

CONTOH SURAT RESMI BAHASA INGGRIS

                                                                                                         
Jakarta, 10 November 2016
PT. Podomoro Land 
Jl. Lenteng Agung No. 89
Jakarta Selatan


To, 

General Manager Affair
PT. Adhi Karya
Jl. Margonda Raya No. 100
Depok


    Dear Mrs. Natalie,

    Throug h this letter, let us introduce our company to you. Our company named PT. Podomoro Land is engaged in the construction company. According to the information we collect, PT. Adhi Karya is a construction company that is growing rapidly and very realible.

    With this letter, we would like to ask you to work together with our company for building residences with “Go Green” Concept. Related to this, we invite you to attend a meeting to discuss further. This meeting will be held on :

    Day/Date : Monday / October 31, 2016
    Time : 9 A.M – End 
    Place : Margo City

We hope that you will be able to come. Thanks for your attention. 
     
                Sincerenly,




(                                       )

 Maharani Galuh Paramitha, S.E

                 Secretary 

 

CIRI - CIRI KALIMAT EFEKTIF BESERTA CONTOHNYA


CIRI- CIRI KALIMAT EFEKTIF

1.      Kesepadanan


Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat.


     a.      Mengandung unsur gramatikal (SPOK)


              Contoh :


              -  Tidak Efektif :  Angel menulis surat.


              -  Efektif : Angel menulis surat di meja belajar.


     b.      Tidak menjamakkan objek


              Contoh :


              -  Tidak efektif : Adinda sedang bermain, Adinda bersenda gurau.


              -  Efektif : Adinda sedang bermain dan bersenda gurau.



2.      Kesejajaran


Kesamaan bentuk kata atau imbuhan pada satu kalimat.


          Contoh :


          -  Tidak efektif : Natasya memakai baju setelah menyetrikanya.


           -  Efektif : Setelah disetrika, baju itu dipakai Natasya.



3.      Ketegasan


Memberikan penekanan dalam suatu kalimat, dengan cara :


         a.      Meletakkan kata yang diinginkan ditonjolkan didepan kalimat.


                 -  Tidak efektif : Ignas berkeinginan untuk bisa membahagiakan keluarganya.


                 -  Efektif : Keinginan Ignas untuk bisa membahagiakan keluarganya.


         b.      Membuat urutan yang bertahap


                 -  Tidak efektif : Rapat itu dihadiri oleh para staff, Manager serta Direktur.


                 -  Efektif : Rapat itu dihadiri oleh Direktur, Manager serta para staff.


         c.       Melakukan pengulangan kata


                 -  Tidak efektif : Dia tampan, baik hati.


                 -  Efektif : Dia itu tampan, dia juga baik hati.


         d.      Menggunakan partikel –lah, -pun, -kah

         Contoh : 
         (-kah) Diakah yang telah memenangkan kejuaraan cerdas cermat?
         (-lah) Dialah yang telah memenangkan kejuaraan cerdas cermat.
         (-pun) Diapun telah memenangkan kejuaraan cerdas cermat.


4.      Kehematan


Tidak menggunakan kata frasa yang tidak diperlukan


          Contoh :


         -  Tidak efektif : Karena saya tidak lolos audisi, saya merasa sedih.


         -  Efektif : Saya merasa sedih karena tidak lolos audisi.



5.      Kecermatan


Tidak memberikan makna ganda (ambigu)


         Contoh :


        -  Tidak efektif :  Baru di beli Iphone Yoga rusak.


        -  Efektif :  Iphone yang baru dibeli Yoga sudah rusak.



6.      Kepaduan


Tidak bertele-tele dan langsung pada inti kalimat


         Contoh :


         -  Tidak efektif : Asisten Praktikum Akuntansi Perpajakan membahas tentang ujian .


         -  Efektif : Asisten membahas ujian Praktikum Akuntansi Perpajakan.



7.      Kelogisan


Unsur – unsur dalam kaliamat harus berdasarkan logika dan nyata


          Contoh :


         -  Tidak efektif : Untuk Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan.


         -  Efektif :  Untuk Kepala Sekolah kami persilahkan.


 

CIRI - CIRI KALIMAT EFEKTIF BESERTA CONTOHNYA


CIRI- CIRI KALIMAT EFEKTIF

1.      Kesepadanan


Kesepadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat.


     a.      Mengandung unsur gramatikal (SPOK)


              Contoh :


              -  Tidak Efektif :  Angel menulis surat.


              -  Efektif : Angel menulis surat di meja belajar.


     b.      Tidak menjamakkan objek


              Contoh :


              -  Tidak efektif : Adinda sedang bermain, Adinda bersenda gurau.


              -  Efektif : Adinda sedang bermain dan bersenda gurau.



2.      Kesejajaran


Kesamaan bentuk kata atau imbuhan pada satu kalimat.


          Contoh :


          -  Tidak efektif : Natasya memakai baju setelah menyetrikanya.


           -  Efektif : Setelah disetrika, baju itu dipakai Natasya.



3.      Ketegasan


Memberikan penekanan dalam suatu kalimat, dengan cara :


         a.      Meletakkan kata yang diinginkan ditonjolkan didepan kalimat.


                 -  Tidak efektif : Ignas berkeinginan untuk bisa membahagiakan keluarganya.


                 -  Efektif : Keinginan Ignas untuk bisa membahagiakan keluarganya.


         b.      Membuat urutan yang bertahap


                 -  Tidak efektif : Rapat itu dihadiri oleh para staff, Manager serta Direktur.


                 -  Efektif : Rapat itu dihadiri oleh Direktur, Manager serta para staff.


         c.       Melakukan pengulangan kata


                 -  Tidak efektif : Dia tampan, baik hati.


                 -  Efektif : Dia itu tampan, dia juga baik hati.


         d.      Menggunakan partikel –lah, -pun, -kah


                 -  Tidak efektif : Diakan yang memenangkan kejuaraan?


                 -  Efektif : Diakah yang memenangkan kejuaraan?



4.      Kehematan


Tidak menggunakan kata frasa yang tidak diperlukan


          Contoh :


         -  Tidak efektif : Karena saya tidak lolos audisi, saya merasa sedih.


         -  Efektif : Saya merasa sedih karena tidak lolos audisi.



5.      Kecermatan


Tidak memberikan makna ganda (ambigu)


         Contoh :


        -  Tidak efektif :  Baru di beli Iphone Yoga rusak.


        -  Efektif :  Iphone yang baru dibeli Yoga sudah rusak.



6.      Kepaduan


Tidak bertele-tele dan langsung pada inti kalimat


         Contoh :


         -  Tidak efektif : Asisten Praktikum Akuntansi Perpajakan membahas tentang ujian .


         -  Efektif : Asisten membahas ujian Praktikum Akuntansi Perpajakan.



7.      Kelogisan


Unsur – unsur dalam kaliamat harus berdasarkan logika dan nyata


          Contoh :


         -  Tidak efektif : Untuk Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilahkan.


         -  Efektif :  Untuk Kepala Sekolah kami persilahkan.