MANUSIA DAN
PENDERITAAN
A. PENGERTIAN
PENDERITAAN
Penderitaan akan dialami oleh semua
orang, hal itu merupakan resiko dalam kehidupan. Tuhan memberikan kesenangan
dan kebahagiaan tapi tuhan juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang
bermaksud agar para umatnya selalu ingat kepadanya. Bahwa hanya dialah sumber
dari segala macam kebahagiaan ataupun penderitaan.
Berbagai kasus penderitaan terdapat
dalam kehidupan. Penderitaan fisik yang dialami manusia bisa diatasi secara
medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis,
penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalam menyelesaikan
soal-soal psikis yang dihadapinya.
B. Siksaan
Siksaan diartikan sebagai siksaan
badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat
siksaan yang dialami seseorang maka timbullah penderitaan.
Allah akan menyiksa orang-orang
yang musyrik, dengki, syirik, memfitnah, mencuri, dan sebagainya di alam
akhirat nanti. Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jugalah yang
menganiaya diri mereka sendiri akibat segala macam perbuatan dosanya.
Siksaan yang sifatnya Psikis :
1.
Kebimbangan, dialami seseorang pada saat
ia tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Bila orang itu lemah,
kebimbangan itu akan menjadi siksaan yang berkepanjangan baginya. Bila orang
itu kuat cara berpikirnya, maka ia akan cepat memutuskan pilihannya.
2.
Kesepian, dialami oleh seseorang apabila
ia merasakan sepi dalam jiwanya meskipun dalam keadaan ramai. Keadaan ini harus
segera diatasi agar tidak menjadi penderitaan yang berkepanjangan.
3.
Ketakutan, bentuk lain yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan maka akan menjadi Phobia. Seperti Phobia pada ketinggian,
ruangan tertutup atau binatang tertentu dan lain sebagainya.
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia?
Kebanyakan phobia dimulai dengan
shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Ahli-ahli ilmu jiwa
cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema
psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan. Dan
tekanan serta ketegangan dari phobia itu disebabkan oleh Karena si penderita
hidup dalam ketakutan terus-menerus.
C. Kekalutan
Mental
Kekalutan mental dapat dirumuskan
sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan yang
mengalami kekalutan mental yaitu :
1.
Secara jasmani, sering merasa pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.
Secara kejiwaan, merasa cemas, ketakutan,
patah hati, cemburu, mudah marah.
Tahap-
tahap gangguan kejiwaan :
1.
Gangguan kejiwaan Nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani/rohani.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan cara
negative atau suka lari dari persoalan atau masalahnya.
3.
Kekalutan merupakan titik patah dan yang
bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1.
Kepribadian yang lemah, akibat kondisi
jasmani/mental yang kurang sempurna yang menyebabkan si penderita merasa kurang
percaya diri.
2.
Terjadinya konflik social budaya, akibat
dari perbedaan norma seseorang dengan lingkungan sekitarnya sehingga ia tidak
bisa menyesuaikan diri.
3.
Cara pematangan batin, memberikan reaksi
yang berlebihan terhadap kehidupan social.
Proses-proses kekalutan mental yang
dialami-oleh seseorang mendorongnya kearah ..
1.
Positif, jika seseorang yg mengalami
luka jiwa dijalani secara baik yaitu missal dengan menjalankan sholat lima
waktu maka dia akan mendapatkan kemudahan dalam mengatasi kesulitannya.
2.
Negative, jika orang itu memperlarutkan
segala permasalahannya sehingga ia akan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin
akibat tidak tercapainya apa yang ia inginkan.
Bentuk frustasi yaitu :
1.
Agresi, kemarahan dan emosi yang tidak
terkendali sehingga bisa menyebabkan darah tinggi atau tindakan sadis yang
dapat membahayaan orang sekitarnya.
2.
Regresi, pola reaksi yang
kekanak-kanakan misalnya menjerit, memecahkan barang, dan sebagainya.
3.
Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada
suatu pola yang sama (tetap), misalnya memukul-mukul dada sendiri, membenturkan
kepala ke benda keras, dan lainlain.
4.
Proyeksi, usaha
melemparkan/memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap negative dirinya kepada
orang lain.
5.
Identifikasi, menyamakan diri dengan
orang sukses dalam imajinasinya.
6.
Narsisme, mencintai diri sendiri yang
berlebihan sehingga merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.
Autisme, menutup diri secara total dari
dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, puas dengan fantasinya
sendiri.
Penderita kekalutan mental banyak terdapat
dilingkungan seperti :
1.
Kota-kota besar
2.
Anak-anak usia muda
3.
Wanita
4.
Orang yang tidak beragama
5.
Orang yang terlalu mengejar materi
D.
Penderitaan dan Perjuangan
Manusia adalah makhluk yang
berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam dan dialaminya. Penderitaan merupakan kodrat manusia, Tuhan tidak
akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha untuk
merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada
hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup dengan cara berjuang menghadapi
tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar dengan waspada dan
disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya.
Kelalaian manusia merupakan sumber
malapetaka yang menimbulkan penderitaan yang sering dialami oleh yang
bersangkutan atau bahkan menimbulkan penderitaan untuk orang lain disekitarnya.
E. Penderitaan,
Media Masa, dan Seniman
Berita mengenai penderitaan manusia
silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV, pesawat radio, agar semua
orang bisa menyaksikan dan ikut merasakan dari jauh penderitaan sesamanya.
Sehingga mungkin bisa menggugah hati para relawan dan dermawan untuk membantu
dan meringankan beban orang-orang yang merasakan penderitaan misalnya para
korban bencana alam, dan lain-lain.
Media masa merupakan alat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara tepat kepada
masyarakat. Dengan demikia ,asyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap peduli antar sesama manusia.
F.
Penderitaan dan Sebab-Sebabnya
1.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan
buruk manusia
Penderitaan ini kadang disebut
nasib buruk. Nasib buruk ini bisa diperbaiki namun hanya manusia itu sendirilah
yang dapat memperbaiki nasibnya. Bedanya nasib buruk dengan takdir yaitu takdir
adalah ketentuan dari Tuhan sedangkan nasib buruk itu adalah penyebab dari
manusia itu sendiri.
Karena perbuatan buruk antar sesama
manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya :
a.
Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara
yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian.
b.
Perbuatan majikan yang memperkosa
pembantunya.
Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tapi manusia ini baru
menyadari setelah timbul nya musibah, misalnya :
a.
Musibah banjir dan tanah longsor, yang
disebabkan oleh manusia itu sendiri karena sering membuang sampah sembarangan
dan membabat habis hutan sehingga menjadi tandus dan gundul.
b.
Perbuatan lalai, kurangnya control
sehingga menyebabkan kebocoran tanki-tanki penyimpannan gas-gas beracun dari
perusahaan “union carbide” di India mengakibatkan penduduk daerah itu mati
lemas dan mengalami cacat.
2.
Penderitaan yang timbul Karena penyakit,
siksaan/adzab Tuhan
a.
Tenggelamnya Fir’aun di Laut Merah
karena azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong.
b.
Nabi Ayub as mengalami siksaan tuhan
dengan penyakit yang berkepanjangan sehingga istrinya bosan. Namun karena
kesabarannya, ia sembuh dan terlihat jauh lebih muda sehingga istrinya tidak
mengenalinya.
c.
Anak yang terlahir buta, namun ia selalu
sabar sehingga ia bisa bersekolah dan memiliki kecerdasan yang luar biasa.
G. Pengaruh
Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, tidak menyerah dalam
mengatasi penderitaan.
Sikap
negative yaitu sikap pesimis, kecewa kepada kehidupannya yang sangat menderita
dan juga rasa putus asa bahkan ada juga yang hingga mengakhiri hidupnya.
PENGALAMAN
Sehubungan dengan materi ini yaitu
Manusia dan Penderitaan, saya ingin menceritakan pengalaman saya tentang
Penderitaan.
Menurut saya penderitaan itu adalah suatu rasa sakit
baik batin, ataupun fisik. Terkadang saya menyikapi penderitaan batin saya
dengan berdoa kepada yang maha kuasa agar saya bisa lebih tenang dan
mendapatkan jalan keluar yang baik dari-Nya.
Tapi
terkadang saya merasakan stress akibat dari penderitaan yang saya alami,
misalnya saya merasakan lelah akan semua kegiatan-kegiatan kuliah dari pagi
sampai jam 5 sore, les tambahan yang saya dapati 4 kali setiap minggunya, belum
lagi tugas-tugas kuliah yang saya rasa sangat banyak dan sangat membutuhkan
banyak waktu untuk menyelesaikannya serta mempresentasikannya.
Oleh
karena itu saya seringkali merasakan pusing, stress, bahkan mengakibatkan saya
sakit akibat kelelahan dengan padatnya aktivitas yang saya miliki.
Namun
saya tidak mungkin hanya berpusing-pusing tanpa mengerjakannya. Karena dengan
saya stress tidak mungkin tugas-tugas itu dapat segera selesai. Saya harus
segera menyelesaikannya sesegera mungkin.
Ketika
saya mengerjakan tugas, banyak sekali rasa malas yang menyerang saya bahkan kantuk
selalu muncul saat saya sedang menyelesaikan tugas saya. Tapi ketika
tugas-tugas saya selesai, saya sangat merasa lega dan puas dengan hasil jerih
payah saya sendiri. Meskipun letih tapi semua terbayar lunas karena
keberhasilan tugas yang saya selesaikan.
Disaat
kuliah saya sempat merasakan lelah tapi saya selalu menyikapi hal ini dengan
positif. Saya berusaha enjoy dengan adanya teman-teman dan sahabat-sahabat saya
yang terkadang bisa membuat rasa lelah itu hilang. Dan saya menjadi semangat
menjalani aktivitas kuliah saya.
Penderitaan
yang saya alami itu merupakan salah satu bentuk penderitaan yang banyak dialami
oleh para remaja saat ini. Oleh karena itu, saya menyarankan untuk para remaja,
mahasiswa/mahasiswi yang saat ini disibukkan oleh segala macam aktivitasnya
untuk bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan buang-buang waktu dengan
percuma karena waktu sangat berguna dan tidak bisa berputar kembali.
Berjuang
mengatasi penderitaan untuk memperbaiki nasib, itulah yang saya alami saat ini.
Dengan segala kesibukkan yang saya miliki pada dasarnya itu untuk masa depan
saya pribadi. Terkadang dengan mengingat betapa lelahnya perjuangan orang tua
saya untuk membiayai hidup dan pendidikan saya, bisa membuat saya menjadi
bersemangat lagi untuk menghadapi penderitaan-penderitaan atau perasaan lelah
dan stress karena dari berbagai banyaknya aktivitas yang saya miliki.
Terima
kasih.
Sumber : E-Book Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma
0 komentar:
Posting Komentar